Sungguh, rindu itu yang pertama kali menghampiriku saat mata ini terpejam membayangkan kisah klasik dengannya. Mungkin dingin menyertai cerita berdua, tapi senyumnya mampu menghangatkan kembali dan membuat cinta bersemi. Aneh, cinta bersemi di tengah musim hujan.
Tak kuasa dia menahan tangisannya lagi. Dia sebut dengan lantang sapaan tercinta, dan dia peluk tubuh keriput penuh peluh tersebut. Rena berjanji akan selalu berada di dekat neneknya.
Novel ini ditulis dengan concentrate on pembaca adalah remaja, sehingga masalah yang disajikan sesuai dengan permasalahan remaja.
Cerita fiksi tidak berdarkan kejadian nyata, namun bisa berdasarkan pengalaman, pandangan, atau penilaian terhadap sebuah peristiwa yang dikemas sesuai dengan imajinasi penulis.
Cerita berlanjut dengan perjuangan Maya dan suku-suku lokal untuk melindungi Zirafanti dari ancaman. Mereka juga berusaha untuk memahami lebih dalam tentang makhluk yang misterius ini dan melindungi rumahnya, hutan yang indah.
Senja sudah tiba. Biasanya Hati dan Ima pulang bersama setelah bermain di rumah tetangga. Ada tetangga yang masih baik kepada kita, dan ada juga yang selalu mencela. Hanya menghina karena tinggal di rumah bernama raga.
Si Kancil ingin berjemur di bawah terik matahari. Di sana ada sungai besar yang airnya dalam sekali. Setelah sekian lama berjemur, Si Kancil merasa ada yang berbunyi di perutnya.
Malam harinya, Pak Peter coba mencari tahu. Rupanya anak anjing itu adalah milik seorang wanita tua yang baru saja meninggal.
“Jadi Pak Andri, saya ini pulang untuk memenuhi niat saya ketika menerima beasiswa, yaitu mensejahterakan warga desa di mana saya lahir dan dibesarkan,” ujar Dokter Rana pada Ayah.
Kau membuka mata dengan enggan. Mencoba tersenyum tipis. “Absolutely sure,” katamu. Bagaimanapun dia lebih berhak duduk di atas kursi Kumpulan Cerita Fiksi di sampingmu ketimbang ransel hitammu yang sesak oleh buku.
Rena hidup sebatang kara dengan neneknya di rumah peot yang berada di pinggir desa. Dia adalah anak yang pandai sehingga para guru di sekolahnya sangat menyanjungnya. Suatu hari dia telah lulus SMA.
Topan pun mempersilahkan kakek tersebut untuk duduk bersamanya bahkan menawarkan bekal minuman yang ia bawa dari rumah. Kakek bertanya kepada Topan, “Apakah Kamu tidak sekolah?” Dengan sedih Topan menjawab bahwa keluarganya tidak punya uang untuk menyekolahkan Topan.
Hasil karangan ini sepenuhnya fiktif, jadi bukan kenyataan yang benar-benar terjadi. Cerita fiksi juga bisa terinspirasi dari kisah nyata, namun tetap mengandung unsur khayalan yang cenderung fenomenal.
Akhirnya keinginan Riska terpenuhi, dan selama beberapa jam bertanya-tanya di tempat pedesaan yang pernah Riska ketahui, bisa menemukan alamat rumah Ika.